KARYA TULIS ILMIAH
TERBENGKALAINYA TUGU PERINGATAN PERANG 5 HARI 5 MALAM
DISUSUN OLEH
Diah Purnama Sari
Nur Muhammad Syah
Resty Dasryanti Nadhilah
ABSTRAK
Dewasa ini, seiring dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, dan pengaruh globalisasi, banyak kalangan masyarakat, pemerintah daerah, maupun para pelajar yang telah bergeser pada nilai dan norma yang berlaku, tak hanya itu jiwa patriotisme dan nasionalisme pun sudah semakin pudar.
Berdasarkan hasil pembagian angket dan wawancara, diketahui bahwa masyarakat sekarang ini tidak memperhatikan lagi peninggalan-peninggalan sejarah yang merupakan simbol perjuangan para pahlawan, banyak dari peninggalan sejarah tersebut yang terlantar dan memperhatinkan.
Pada intinya, pengaruh modernisasi dan globalisasi telah merambah dalam pola pikir masyarakat, sehingga mereka lebih berpacu pada masa sekarang dan untuk masa depan tanpa melihat masa lalu perjuangan pahlawan yang menjadikan Indonesia merdeka.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah bangsa yang besar dan baik ialah sebuah bangsa yang selalu dapat menghargai perjuangan para pahlawannya, serta selalu menjaga apa yang telah diperjuangkan mereka dengan tetesan keringat, air mata dan nyawa, serta pengorbanan yang luar biasa.
Namun, seiring berputarnya jarum jam pola pikir masyarakat mulai bergeser dari jati diri bangsa yang sesungguhnya. Hanya sedikit dari masyarakat, yang dapat menghargai jasa para pahlawannya. Dan yang lebih memprihatinkan, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui sejarah dari perjuangan pahlawan di daerahnya sendiri..
Banyak simbol sejarah yang harusnya dipertahankan karena merupakan sebuah ungkapan yang dapat menggambarkan keadaan dari peninggalan sejarah yang ada., kini telah dilupakan. Bahkan banyak diantaranya, yang telah diperjual-belikan, ataupun dirusak.
Dewasa ini, generasi muda bangsa telah jauh bergeser dari acuan karakter semestinya, mereka cenderung berperilaku eksentrik dan terpengaruh oleh kuatnya arus globalisasi, sehingga jiwa nasionalisme mereka terkikis oleh roda kehidupan.
Contohnya saja tugu peringatan perang 5 hari 5 malam di Palembang yang kurang dikenal oleh masyarakat Palembang sendiri padahal terletak di tengah kota . Dan yang lebih parahnya lagi tugu tersebut dijadikan tempat buang air kecil bagi masyarakat sekitar ataupun pengguna kendaraan bermotor yang melintasinya.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk lebih mensosialisasikan keberadaan tugu peringatan perang 5 hari 5 malam yang saat ini kurang mendapatkan perhatian karena pergeseran pola pikir dan jiwa nasionalisme yang mulai luntur.
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah :
a. memberitahukan tentang “Tugu peringatan perang 5 hari 5 malam Palembang yang kurang mendapatkan perhatian”
b. untuk memberikan solusi dan upaya dalam pelestarian peninggalan sejarah “Tugu peringatan perang 5 hari 5 malam Palembang”
1.3 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah:
a. Apakah masyarakat mengetahui “Tugu peringatan perang 5 hari 5 malam
di Palembang?
b. Bagaimanakah solusi dan upaya pelestarian peninggalan sejarah “Tugu peringatan perang 5 hari 5 malam Palembang ” ?
1.4 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang kami gunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini antara lain :
a. metode kepustakaan
b. metode wawancara
c. metode angket
d. metode observasi
1.5 Pembatasan Masalah
Karya tulis yang kami susun ini hanya mencakup tentang “Tugu peringatan perang 5 hari 5 malam di Palembang ”
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
2.1.1. Awal Terjadi Gerakan Perjuangan
Setelah menghancurkan Jepang, Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura memerintahkan tujuh perwira Inggris untuk datang ke Indonesia dibawah pimpinan Mayor A.G. Greenhalg. Mereka tiba di Indonesia pada tanggal 8 September 1945 dengan tugas mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia. Kedatangan sekutu di Indonesia yang diboncengi tentara NICA (Netherland Indies Civil Administration mengakibatkan tugas TNI makin berat untuk mempertahankan kemerdekaan. Usaha mempertahankan kemerdekaan demudian dilakukan dengan cara militer dan perundingan (aklamasi).
Konflik Indonesia-Belanda banyak terjadi di daerah-daerah, seperti pertempuran di Surabaya , Bandung , Medan , Manado , Biak, Palembang sebagainya. Salah satu perjuangan yang kami bahas secara lebih lanjut dalam karya tulis ilmiah ini, ialah perjuangan rakyat Palembang dalm pertempuran 5 hari 5 malam.
2.2. Perang 5 Hari 5 Malam
Pertempuran sengit antara rakya Palembang yang mempertahankan
kemerdekaan dari serangan tentara sekutu yang memboncengi NICA terjadi dalam 5 hari berturut-turut dari tanggal 1 januari 1947 – 5 januari 1947.
2.2.1. 1 Januari 1947
Dari RS. Charitas terjadi rentetan tembakan disusul oleh ledakan-ledakan dahsyat kearah kedudukan pasukan kita yang bahu membahu dengan Tokoh masyarakat bergerak dari pos di Kebon Duku (24 Ilir Sekarang) mulai dari Jalan Jenderal Sudirman terus melaju kearah Borsumij, Bomyetty Sekanak, BPM, Talang Semut
2.2.2. 2 Januari 1947
Diperkuat dengan Panser dan Tank Canggih Belanda bermaksud menyerbu dan menduduki markas Tentara Indonesia di Masjid Agung Palembang . Pasukan Batalyon Geni dibantu oleh Tokoh Masyarakat bahu membahu memperkuat barisan mengobarkan semangat jihad yang akhirnya dapat berhasil mempertahankan Masjid Agung dari serangan sporadis Belanda. Pasukan bantuan belanda dari Talang Betutu gagal menuju masjid agung karena disergab oleh pasukan Lettu. Wahid Luddien sedangkan pada hari kedua Lettu Soerodjo tewas ketika menyerbu Javache Bank. Diseberang ulu Lettu. Raden. M menyerbu kedudukan strategis belanda di Bagus Kuning dan berhasil mendudukinya untuk sementara. Bertepatan dengan masuknya pasukan bantuan kita dari Resimen XVII Prabumulih.
2.2.3. 3 Januari 1947
Pertempuran yang semakin sengit kembali memakan korban perwira penting Lettu. Akhmad Rivai yang tewas terkena meriam kapal perang belanda di sungai seruju. Keberhasilan gemilang diraih oleh Batalyon Geni pimpinan Letda Ali Usman yang sukses menghancurkan Tiga Regu Kaveleri Gajah Merah Belanda. Meskipun Letda Ali Usman terluka parah pada lengan.
Pasukan ini yang bergerak di lokasi keramat Candi Walang (24 Ilir) menjaga posisi untuk menghindari terlalu mudah bagi Belanda memborbardir posisi mereka. Sedangkan pasukan Ki.III/34 di 4 Ulu berhasil menenggelamkan satu kapal Belanda yang sarat dengan mesiu. Akibatnya pesawat-pesawat mustang Belanda mengamuk dan menghantam selama 2 jam tanpa henti pada posisi pasukan ini.
Pada saat ini pasukan bantuan kita dari Lampung, Lahat dan Baturaja tiba di kertapati namun kesulitan memasuki zona sentral pertempuran diareal masjid agung dan sekitar akibat dikuasainya Sungai Musi oleh Pasukan Angkatan Laut Belanda.
Pasukan Indonesia Menyebrangi Sungai Musi untuk Membantu Posisi Front
2.2.4. 4 Januari 1947
Belanda mengalami masalah amunisi dan logistik akibat pengepungan hebat dari segala penjuru oleh tentara dan rakyat, sedangkan tentara kita mendapat bantuan dari Tokoh masyarakat dan pemuka adat yang mengerahkan pengikutnya untuk membuka dapur umum dan lokasi persembunyian serta perawatan umum.
Pasukan Mayor Nawawi yang mendarat di keramasan terus melaju ke pusat kota melalui jalan Demang Lebar Daun. Bantuan dari pasukan ke masjid agung terhadang di Simpang empat BPM, Sekanak, dan Kantor Keresidenan oleh pasukan belanda sehingga bantuan belum bisa langsung menuju kewilayah charitas dan sekitar.
2.2.5. 5 Januari 1947
Pada hari ke Lima panser belanda serentak bergerak maju kearah Pasar Cinde namun belum berani maju karena perlawanan sengit dari Pasukan Mobrig kita pimpinan Inspektur Wagiman dibantu oleh Batalyon Geni. Sedangkan pasukat belanda dijalan merdeka mulai sekanak tetap tertahan tidak mampu mendekati masjid agung. Akibat kesulitan tentara belanda dibidang logistik dan kesulitan yang lebih besar pada pihak kita pada bidang amunisi akhirnya dibuat kesepakatan untuk mengadakan Cease Fire.
Adapun isi dari perjanjian cease fire,yaitu:
Pasukan dari Kebun Duku diperintahkan untuk menyerang Jalan Jawa lama dan 11 Siang telah menyusun barisan berangkat ke kenten. Tiba-tiba dalam perjalanan Kapal Belanda menembaki rumah sekolah yang dihuni oleh Batalyon Geni dan Laskar Nepindo sehingga pihak kita mengalami banyak kerugian dan korban jiwa.
Dalam Cease Fire TKR dan laskar serta badan-badan perlawanan rakyat diperintahkan mundur sejauh 20 KM dari kota palembang atas perintah Komandan Divisi II Kolonel Bambang Utoyo. Sedangkan dikota palembang hanya diperbolehkan pasukan ALRI dan unsur sipil dari RI yang tinggal.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kurangnya Perhatian Masyarakat Pada Jasa Pahlawan, Salah Satunya Terhadap “Tugu Peringatan” Sebagai Peninggalan Sejarah
Semakin maraknya era globalisasi dan pergeseran nilai-nilai telah membuat kehidupan masyarakat berpacu dengan waktu, mengejar masa depan dan menjalani waktu sekarang, tanpa menoleh dan merenung pada masa lalu atas perjuangan para pahlawan yang menjadi tonggak sejarah masa sekarang.
Masyarakat saat ini, kurang peduli dengan peninggalan sejarah, dapat dilihat dari sepinya pengunjung museum meskipun harga tiket masuknya murah. Kita telah menganggap bahwa peninggalan sejarah merupakan hal yang biasa-biasa saja, hanya sebuah benda yang tidak memiliki nilai. “Amalia Salsabila XI.IPS.1 SMA N 6 Plg”
Jika kita tidak segera mengubah pola pikir kita, maka sejarah perjuangan pahlawan hanya akan menjadi dongeng pengantar tidur saja atau yang lebih buruknya lagi tenggelam termakan waktu.
Kurangnya perhatian terhadap peninggalan sejarah tidak hanya oleh masyarakat dalam hal Pemerintah Daerah, khususnyo Lembaga bersangkutan masih dinilai kurang perhatian, sehingga banyak peninggalan sejarah yang hilang begittu saja atau tidak terawat. Fenomena yang sangat menyedihkan, peninggalan sejarah yang begitu berharga hilang karena diperjual-belikan, sebab mamiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Maka dari itu, telah seharusnya tugu tersebut kita jaga bersama, sebagai simpol perjuangan jasa para pahlawan. Menjadi Bangsa yang besar adalah Menjadi Bangsa yang dapat menghargai pahlawannya.
3.1 Sebuah simbol yang terlupakan “Tugu Peringatan Perang 5 Hari 5 Malam”
Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara yang kami lakukan, banyak masyarakat yang sama-sekali tidak mengetahui tentang tugu peringatan ini.
Selain itu, dari hasil pustaka yang kami lakukan sangat sulit untuk mencari informasi mengenai tugu ini, kebanyakan dari buku yang kami baca hanya menerangkan tentang peristiwa pertempurannya saja.
Tidak terbayangkan pengorbanan yang dilakukan para pejuang kemerdekaan, namun sangat disayangkan sebuah bukti sejarah yang diwariskan menjadi sebuah simbol yang tak begitu dikenal, bahkan di kalangan pelajar. Sebuah tugu yang mewakili peristiwa 1 – 5 januari 1947 hingga kini, masih tertutup tirai.
3.2 Upaya Pelestarian Peninggalan Sejarah, Khususnya Tugu Peringatan “Perang 5 Hari 5 Malam”
Adapun upaya pelestarian peninggalan sejarah, khususnya tugu peringatan perang 5 hari 5 malam, dan peninggalan purbakala lainnya, antara lain:
1. Sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme
2. Menambah pengetahuan sejarah, sehingga mengenal lebih dekat peninggalan sejarah
3. Meningkatkan peningkatan pengawasan oleh lembaga terkait
4. Berusaha menjaga keaslian peninggalan sejarah, sehingga dapat mempertahankan corak khas keasliannya
5. Bertindak tegas dalam pemberian sanksi terhadap kolektor yang mencuri dan menjual asset budaya
6. Membuat terobosan baru dalam peningkatan minat masyarakat terhadap partisipasi pelestarian peninggalan sejarah
7. Membuat sumber informasi yang jelas dan terperinci terhadap peninggalan sejarah dan peristiwanya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tugu peringatan perang 5 hari 5 malam di Palembang, keberadaannya terbengkalai dan kurang mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga dialami oleh benda-benda peninggalan sejarah lainnya.
Sebagai bangsa timur yang besar, bermoral, dan memiliki sejarah yang besar pula, sudah sepatutnya kita memahami sejarah tersebut dan melestarikannya. Seperti yang dikatakan Bung Karno “Jas Merah”(jangan sekali-kali melupakan sejarah) tidak akan ada saat ini, tanpa masa lalu.
Upaya pelestarian yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan peninggalan sejarah dari putaran roda waktu dan era globalisasi yang terjadi, serta kembali membangkitkan jiwa nasionalisme sebagai bangsa yang memiliki pahlawan.
Solusi yang dapat kita lakukan adalah dengan berpikir kritis dan selektif dalam memilih hal baik di era globalisasi ini, agar terhindar dari pergeseran nilai.
4.2 Saran
Setelah selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini, kami menyarankan apabila ada penulis berikutnya yang akan melanjutkan pembahasan ini agar lebih mengamati, meninjau, dan mencari keterangan mengenai kurangnya perhatian masyarakat terhadap peninggalan sejarah dengan lebih akurat dan terperinci. Bahkan kami berharap dapat mengangkat tema mengenai peninggalan sejarah lainnya yang perlu dilestarikan.
Dan untuk, para pembaca diharapkan dapat mengaplikasikan apa yang kami sampaikan melalui karya tulis ini dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://renggap.co.cc/perjuangan-mempertahankan-kemerdekaan-republik-indonesia/
http://www.google.co.id/images?hl=id&source=imghp&q=tugu+peringatan+perang+5+hari+5+malam&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&biw=1024&bih=437
http://kolektorsejarah.wordpress.com/
http://forum.detik.com/showthread.php?t=7294
Tidak ada komentar:
Posting Komentar