KARYA TULIS ILMIAH
UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA MELALUI PEMBUDIDAYAAN RUMPUT LAUT
ABSTRAK
Syah, Nur Muhammad. 2010. Upaya Meningkatkan Perekonomian Indonesia melalui Pembudidayaan Rumput Laut
Kata Kunci : Rumput Laut, Komoditi Ekspor, Budidaya.
Karya tulis yang berjudul “Upaya Meningkatkan Perekonomian Laut Indonesia Melalui Pembudidayaan Rumput Laut” bertujuan untuk memberi salah satu contoh hasil laut yang memiliki potensi besar tetapi belum dikelola secara maksimal oleh masyarakat dan pemerintah. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan keberadaan rumput laut dapat lebih diperhatikan bahkan dijadikan salah satu komoditi ekspor yang sangat menjanjikan bagi pertumbuhan perekonomian negara. Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data yaitu studi pustaka atau kepustakaan dan metode analisis data yaitu metode analisis deaskriptif kualitatif yang tidak memnerlukan angka sebagai pengolah data. Sejarah mencatat bahwa sejak dahulu kelautan dan perikanan Indonesia memberikan sumbangsi yang besar pada perekonomian negara. Contohnya saja rumput laut, saat ini rumput laut menjadi olahan makanan yang disukai banyak lapisan masyarakat sehingga hal ini merupakan iklim kondusif untuk menjadikan rumput laut menjadi primadona dalam komoditi ekspor kelautan. Tujuan penilitian yang saya lakukan ialah untuk memberikan informasi mengenai rumput laut dan potensinya serta berusaha untuk membuka pandangan pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan potensi tersebut dan memberikan solusi terkait kendala yang ditemui. Pada intinya, rumput laut mamiliki banyak sekali potensi yang dapat mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Budidaya rumput laut hendaknya dapat dilakukan secara nyata dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menjadi sumber devisa baru bagi Indonesia sebagai negara bahari.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini telah dikenal dunia sebagai Negara maritim yang berlatarkan laut yang luas dan indah, dihiasi dengan panorama dari serangkaian gugusan pulau. Semua itu, menjadikan sektor pariwisatanya menjadi primadona karena laut Indonesia memiliki terumbu karang dan biota laut yang begitu cantik.
Namun, tidak hanya sektor pariwisata yang menjadi primadona, perikanan pun menunjukkan potensinya sebagai salah satu pengekspor perikanan laut yang besar di pasar Internasional, karena banyak dari masyarakatnya yang telah menyadari untuk bersikap mandiri dengan melakukan budidaya.
Bukan sekedar pernyataan, Indonesia kini lebih dominan dikatakan sebagai Negara kelautan dan kepulauan bukan agraris, hal tersebut telah dinyatakan dalam “Deklarasi Djoeanda” pada tanggal 13 Desember 1957, dan pada tanggal 10 Desember 1982 konsepsi tersebut telah diterima dalam konvensi hukum laut Internasional yang ditandatangani oleh 117 negara. Diterimanya prinsip-prinsip negara kepulauan dan kelautan tersebut oleh PBB semakin membawa angin segar bagi potensi laut Indonesia.
Tetapi banyak potensi tersebut yang belum mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah dan masyarakat, contohnya saja seaweed atau rumput laut. Sudah tidak asing lagi, bahwa rumput laut telah di ekspor di berbagai negara, dan dapat diolah dalam berbagai penganan yang sehat dan lezat. Namun, pemerintah masih kurang memberikan perhatiannya untuk mendukung dan mengembangkan rumput laut atau berbagai potensi laut lainnya.
Data mencatat bahwa rumput laut memberikan kontribusi sebesar 8,9% dan pada tahun 2015 ditargetkan 27%, ini menjadi salah satu bukti kondusif untuk mengembangkan rumput laut. Bahkan, Freddy mantan Menteri DKP pernah menyarankan kepada seorang pengusaha minyak, “Suatu ketika datang pengusaha yang mengeluh karena telah keluar US$ 5 juta, tetapi minyak belum juga keluar. Maka saya menyarankan pengusaha tersebut agar berbisnis di rumput laut”. (www.pusdik.dkp.go.id)
Sebuah saran yang menggambarkan bahwa rumput laut merupakan aset yang potensial untuk dikembangkan, sebagai dongkrak perekonomian masyarakat pesisir yang juga dapat menjadi motor penggerak UKM. Freddy juga menyatakan “Agar para pengusaha tidak gampang terpikat dengan usaha yang skalanya modalnya besar, lebih baik kecil tetapi untungnya berkelanjutan”. (www.pusdik.dkp.go.id)
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang di angkat dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa saja manfaat yang dimiliki oleh rumput laut?
2. Apa saja yang menjadi kendala penghambat pengembangan potensi rumput laut Indonesia?
3. Apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi rumput laut?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
- untuk mengetahui potensi rumput laut Indonesia
- untuk membuka mata pemerintah dan lapisan masyarakat agar bisa berkerja sama mengembangkan potensi rumput laut
BAB II
KERANGKA TEORI
Dalam pidatonya saat membuka Saeweed Internasional Business Forum and
Exhibition (SEABFEX) III pada tanggal 15 Juli di Ball Room, Hotel Sheraton and Tower, Surabaya, Jatim. Fadel Muhammad selaku Menteri Perikanan dan Kelautan menyatakan bahwa rumput laut ialah andalan ekspor kelautan Indonesia. (http://id.voi.co.id/berita-indonesia/kesenian-dan-kebudayaan/4987-menteri-kelautan-buka-seabfex-iii-di-surabaya.html)
A. Rumput Laut
Rumput laut termasuk kelompok tumbuhan alga yang berukuran besar dengan artian dapat terlihat dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik atau tumbuh menancap atau menempel pada suatu substrat di perairan laut. Alga yang disebut rumput laut ini umumnya terdiri dari:
1. Kelompok alga merah (Rhodophyceae)
2. Kelompok alga coklat (Phaeophyceae)
3. Kelompok alga hijau (Cholophyceae)
Ketiga kelompok ini yang tumbuh dilaut diperkirakan ada sekitar 9000
jenis yang masing-masing adalah sekitar 6000 jenis Rhodophyceae, 2000 jenis Phaeophyceae, dan 1000 jenis Cholophyceae. Alga lainnya yang berukuran kecil dan hanya bisa dilihat dengan bantuan alat pembesar seperti mikroskop tidak termasuk kedalam kelompok rumput laut tetapi memiliki kelompok sendiri yang disebut plankton. Kelompok ini selain kecil ukurannya juga gerakannya sangat dipengaruhi pergerakannya air sehingga keberadaannya sebagian besar tergantung pada kondisi fisik perairan selain faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhannya.
B. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pemakaian TON
Dalam menjalankan budidaya rumput laut, pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan lokasi budidaya. Sebaiknya lokasi budidaya diusahakan di perairan yang tidak mengalami fluktuasi salinitas (kadar garam) yang besar dan bebas dari pencemaran industri maupun rumah tangga. Selain itu, pemilihan lokasi juga harus mempertimbangkan aspek ekonomis dan tenaga kerja.
Budidaya rumput laut dapat dilakukan di areal pantai lepas maupun di tambak. Dalam makalah ini kita akan menekankan pada budidaya di tambak. Hal ini mengingat peran TON yang tidak efektif jika di perairan lepas (pantai). Untuk budidaya perairan lepas dibedakan dalam beberapa metode, yaitu :
- Metode Lepas Dasar
Dimana cara ini dikerjakan dengan mengikatkan bibit rumput laut pada
tali-tali yang dipatok secara berjajar-jajar di daerah dengan kedalaman antara 30-60 cm. Rumput laut ditanam di dasar perairan.
- Metode Rakit
Cara ini dikerjakan di perairan yang kedalamannya lebih dari 60cm.
Dikerjakan dengan mengikat bibit rumput di tali-tali yang diikatkan di patok-patok dalam posisi seperti melayang di tengah-tengah kedalaman perairan.
- Metode Tali Gantung
Jika dua metode di atas posisi bibit-bibit rumput laut dalam posisi
Horizontal (mendatar), maka metode tali gantung ini dilakukan dengan mengikatkan bibit-bibit rumput laut dalam posisi vertikal (tegak lurus) pada tali-tali yang disusun berjajar.
Pemakaian TON dengan 3 cara di atas hanya dapat dilakukan dengan sistem perendaman bibit. Karena jika TON di aplikasikan di perairan akan tidak efektif dan akan banyak yang hilang oleh arus laut. Metode perendaman bibit dilakukan dengan cara :
- Larutkan TON dalam air laut yang ditempatkan dalam wadah.
- Untuk 1 liter air laut diberikan seperempat sendok makan (5 gr – 10 gr) TON dan tambahkan 1 - 2 cc harmonik
- Rendam selama 4 - 5 jam, dan bibit siap tanam.
Pemakaian TON akan sangat efektif jika diaplikasikan dalam budidaya rumput laut di tambak. Cara budidaya di tambak ini dapat dilakukan dengan metode tebar. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Tambak harus dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran.
2. Tambak dikeringkan dahulu.
3. Taburkan kapur agar pH-nya netral (0,5 – 2 ton per-hektar tergantung kondisi keasaman lahan).
4. Diamkan selama 1 minggu.
5. Aplikasikan TON, dengan dosis 1 – 5 botol per-hektar (untuk daerah – daerah yang tingkat pencemarannya tinggi, dosisnya ditinggikan), dengan cara dilarutkan dengan air dahulu, kemudian disebar secara merata di dasar tambak.
6. Diamkan 1 hari.
7. Masukkan air sampai ketinggian 70 cm.
8. Tebarkan bibit rumput laut yang sudah direndam dengan TON dan harmonik seperti cara perendaman di atas. Dengan kepadatan 80-100 gram/m2.
9. Bila dasar tambak cukup keras, bibit dapat ditancapkan seperti penanaman padi.
10. Tidak perlu ditambah pupuk makro.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai rumput laut ini merupakan penelitian yang bersifat naturalistik atau kualitatif. Metode naturalistik adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian lebih menekankan keadaan yang sekarang selama 3 tahun terakhir. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Pada penelitian kualitatif juga tidak menggunakan angka-angka stastistik melainkan terbatas pada penganalisisan kategori dan konsep.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data-data pada karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan yaitu semua data diambil dari artikel dan buku-buku yang mendukung penelitian.
C. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan tidak memerlukan angka sebagai pengolah data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan selama satu minggu mulai tanggal 16 Oktober 2010 sampai 22 Oktober 2010. Pada penelitian ini data-data dikumpulkan melalui buku-buku referensi dan artikel. Penelitian tersebut mendapatkan hasil sebagai berikut.
Kurangnya perhatian dari pemerintah membuat eksplorasi pemanfaatan rumput laut kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh kurang pahamnya mengenai potensi yang besar dari rumput laut. Hal ini menuntut adanya peningkatan kualitas SDM yang unggul harus dilaksanakan dengan serius agar hasil laut khususnya rumput laut Indonesia yang demikian banyaknya dapat maksimal pemanfaatannya.
Selain itu, pengembangan pengelolaan hasil laut khususnya rumput laut juga harus merata, bukan hanya terfokus pada satu produk ekspor tapi juga harus jeli menangkap kebutuhan masyarakat dan dunia, karena setiap titik wilayah Indonesia dan setiap produk ekspor laut mempunyai potensi yang sama dalam memajukan sektor laut untuk membangun perekonomian Indonesia yang maju.
B. Kendala Yang Menghambat Pengembangan Potensi Rumput Laut
Berdasarkan data yang yang diperoleh, kendala yang menjadi hambatan dalam pengembangan dan pemanfaatan potensi rumput laut adalah sebagai berikut:
a. Masih kurangnya pengembangan terhadap potensi kelautan nusantara
Pemerintah telah memberikan dukungannya sebagai fasilisator dan penyuplai
dana, tetapi semua itu masih terbilang belum optimal. Selain itu, banyak masyarakat masih ragu-ragu untuk berbisnis rumput laut karena kurangnya modal dan pengetahuan mereka akibat kurang meratanya sosialisasi dan komersialisasi dari pemerintah, yang kemudian juga menyebabkan para investor enggan berinvestasi dalam sektor ini sehingga Indonesia saat ini kalah dengan Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam.
b. Mindset masyarakat yang menyatakan laut sebagai “pemisah”
bukan “penghubung”
Banyak masyarakat Indonesia, terutama masyarakat pesisir beranggapan bahwa laut bukanlah tempat yang kondusif untuk usaha kecuali bagi para nelayan. Mereka berasumsi bahwa Negara Indonesia merupakan negara Kepulauan yang dipisahkan oleh laut, padahal ini merupakan aset yang sangat baik dalam peluang usaha.
c. Kurangnya Riset dan Pengembangan
Rumput laut di Indonesia diperkirakan ada 682 spesies, namun baru 20
spesies saja yang telah diketahui potensinya. Tidak hanya itu, kualitas rumput laut dan penyediaan lahan kondusif juga memerlukan penelitian lebih lanjut terutama dalam hal pemerataan lahan.
d. Lemahnya peluang dan kemampuan usaha
Masyarakat pesisir terutama para petani rumput laut belum memiliki
pembekalan pengetahuan yang memadai bagi mereka dalam budidaya rumput laut sehingga kemampuan budidaya rumput laut mereka sering menorehkan kegagalan. Hal itu juga berdampak pada peluang usaha rumput laut yang semakin kecil karena asumsi yang masih menyatakan bahwa sektor ini belum potensial bagi investor dan pengusaha lokal
e. Kurangnya pengawasan dan kerusakan lingkungan
Akibat kurangnya pelatihan, sosialisasi, dan komersialisasi yang diberikan kepada masyarakat, menyebabkan banyak masyarakat yang bertindak ceroboh dalam pemanfaatan potensi kelautan sehingga mengakibatkan banyaknya indikasi kerusakan pada lingkungan perairan Indonesia. Pemerintah juga belum memberikan pengawan secara optimal sehingga kecerobohan masyarakat masih sering terjadi dan berdampak negatif bagi kesehatan laut Indonesia.
C. Upaya pengembangan potensi rumput laut
Adapun upaya pengembangan potensi rumput laut yang bisa dilakukan,
antara lain:
1. Pengembangan potensi kelautan secara optimal.
2. Pengubahan mindset masyarakat.
3. Mengadakan sosialisasi secara menyeluruh.
4. Mengadakan seminar tentang kelautan, “Budidaya dan Pelestariannya”.
5. Pengawasan rutin secara optimal.
6. Pemberian pelatihan usaha pada masyarakat.
7. Pengadaan riset,
“Di Sulawesi Utara, Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah menegaskan BI, Memfasilitasi pengembangan rumput laut dengan menggandeng pakar rumput laut dari Perancis untuk peningkatan riset dan pengembangan kualitas rumput laut di provinsi tersebut”. (www.tribunmanado.co.id)
8. Mendatangkan tenaga ahli.
9. Membuatnya menjadi produk olahan yang variatif dan sehat,
Beberapa hasil olahan rumput laut:
- Cendol - Puding
- Agar-agar - Sayuran
- Kosmetik - Obat
- Manisan - Penganan
(bisnisukm.com)
10. Merangkul mitra usaha.
11. Pemerintah menjadi fasilisator untuk mendukung pengembangan
potensi rumput laut,
“UU BI No.6 tahun 2009 menegaskan bahwa BI memberikan bantuan
teknis dan fasilitasi,” kata Alamsyah. ( www.tribunmanado.co.id)
12. Menghilangkan keraguan masyarakat dan investor.
13. Melakukan pembenaan kelautan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kendala – kendala yang menghambat pengembangan potensi rumput laut, antara lain :
1. Masih kurangnya pengembangan terhadap potensi kelautan nusantara
2. Mindset masyarakat yang menyatakan laut sebagai “pemisah” bukan “penghubung”
3. Kurangnya Riset dan Pengembangan
4. Lemahnya peluang dan kemampuan usaha
5. Kurangnya pengawasan dan kerusakan lingkungan
Langkah awal yang efektif untuk mengembangkan potensi rumput laut
adalah dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, investor dan petani rumput laut. Karena, rumput laut merupakan aset kelautan yang sangat berpotensi besar dan berpeluang sebagai penghasil devisa kelautan yang besar yang harus dikembangkan secara optimal.
5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pemerintah agar lebih mendukung dan
memotivasi para petani rumput laut agar yang hasil yang di targetkan dapat tercapai. Penulis juga menyarankan kepada seluruh petani rumput laut maupun seluruh pelaku terkait agar lebih inisaitif dan mandiri dalam hal ini tanpa menunggu bantuan dari pemerintah. Selain itu, setelah selesainya penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada penulis berikutnya yang akan melanjutkan pembahasan ini agar lebih mengamati, meninjau ulang, dan mencari data pendukung yang lebih terperinci yang dapat menguatkan argumen penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Aneka Mesin Industri. Industri Rumput Laut. http://anekamesin.com/produk-mesin/industry-development/industri-rumput-laut.html . Diakses pada tanggal 17 November 2010
Kandungan Gizi dan Manfaat Rumput Laut. Kandungan Nutrisi Rumput Laut. http://cinduatakacauhariujan.wordpress.com/ . Diakses pada tanggal 22 November 2010
Menteri Kelautan Buka Seabfex III di Surabaya. http://id.voi.co.id/berita-indonesia/kesenian-dan-kebudayaan/4987-menteri-kelautan-buka-seabfex-iii-di-surabaya.html . Diakses pada tanggal 17 November 2010
.Antara News. Indonesia Berambisi Jadi Produsen Rumput Laut Terbesar. http://www.antarajatim.com/lihat/berita/37711/indonesia-berambisi-jadi-produsen-rumput-laut-terbesar. Diakses pada tanggal 17 November 2010
Teknis Budidaya: Budidaya Rumput Laut. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-rumput-laut.html. Diakses pada tanggal 22 November 2010
Dewan Kelautan Indonesia. Peringatan Hari Nusantara Tahun 2007 dan Peringatan 50 Tahun Deklarasi Djoeanda .http://www.dekin.dkp.go.id/yopi/?p=3&id=25102007am1035. Diakses pada tanggal 17 November 2010
PUSDIK-KP. Potensi Laut Indonesia Minim Sentuhan.
http://www.pusdik.dkp.go.id/index.php/component/content/article/36-kelautan/57-potensi-laut-indonesia-minim-sentuhan.html. Diakses pada tanggal 17 November 2010
Rumput Laut: Prospek dan Tantangannya. http://rudyct.com/PPS702-ipb/04212/pipih_suptijah.htm. Diakses pada tanggal 22 November 2010
Bisnis UKM. Usaha Produk Olahan Sederhana Rumput Laut. http://bisnisukm.com/produk-olahan-sederhana-rumput-laut.html. Diakses pada tanggal 17 November 2010
Ekonomi dan Bisnis. BI Gandeng Ahli Prancis Kembangkan Rumput Laut Sulut. http://www.tribunmanado.co.id/read/artikel/6783. Diakses pada tanggal 22 November 2010
Karya tulis ini diikut sertakan dalam lomba KTI yang diadakan DISKANLUT di Hotel Duta Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar